Selasa, 19 April 2011

Puisi Untuk Buah Hati

Untuk Buah Hati Bunda

Anakku
Ibu sayang kalian
Kalian adalah anugrah indah dalam hidup bunda
Doa yang ibu panjatkan
Semoga kalian senantiasa sehat, bahagia
Menjadi anak sholih, faham, berakhlakul karimah dan mandiri
Dikaruniai keberuntungan dunia dan akhirat

Anakku
Ibu turut bangga saat kau mampu mengukir prestasi
Ibu turut bahagia saat kau menggapai cita
Namun ingatlah
Bunda ingin menemanimu saat kau kecewa
Bunda ingin mendampingi saat kau sua sandungan
Bunda sayang dan bangga pada kalian, sebagaimana adanya kalian
Semoga Alloh paring barokah

Bantul, April 2011

Rabu, 19 Mei 2010

Pendidikan Anak


Mendidik anak di era ledakan informasi ini begitu berat, apalagi jika kita gaptek, bisa-bisa kita tak tahu apa saja informasi yang telah mereka dapatkan dan tahu-tahu kita terkejut melihat perkembangan anak-anak tersayang tak sesuai yang kita impikan. Meski bukan psikolog alangkah baiknya kita tahu ilmu perkembangan jiwa untuk anak kita, meski merasa tak berbakat mendongeng, mengapa tak luangkan waktu kita untuk mendongeng atau bercerita menjelang anak kita tidur, untuk menanamkan nilai-nilai luhur tanpa nada menggurui yang justru mungkin mereka abaikan.
Salah satu nilai mendasar yang harus kita tanamkan sejak dini adalah nilai agama, dengan dasar keimanan yang kuat, tak lupa mohon pertolongan Allah kita bisa punya harapan lebih bagi putra putri kita untuk punya kmampuan menyaring informasi, sehingga tanpa pengawasan ketatpun mereka telah mampu memilih dan memilah informasi dan akhirnya bahkan mampu menggunakannya untuk menjalani hidup lebih berguna. Bimbingan itu bahkan bisa kita lakukan sejak dalam kandungan dengan kita sendiri berusaha menjalankan ibadah dengan baik, selalu berdoa bagi calon bayi kita, dan setelah lahir jangan lupa kita tetap konsisten menjalankan ibadah sehingga dengan contoh yang mereka lihat sejak kecil, tanpa perlu omong banyak mereka akan mengambil nasehat. Jika pada tahap lebih dalam, misalnya untuk pemahaman alQur'an bagi yang muslim, sebagai orang tua kita merasa terbatas kemampuan kita, mengapa tak kita arahkan untuk kajian bersama dengan teman-temannya dengan mengundang narasumber yang bisa kita diskusikan dengan mereka sehingga tercapai kesepakatan yang kita setuju, mereka juga senang melakoninya.
Bagian penting yang harus jadi perhatian utama kita sebagai orangtua adalah kesehatan putra-putri kita, betapa bahagia memandang mereka yang sehat, ceria, gampang dalam urusan makan, rasanya segala lelah dalam mengurus mereka tak lagi terasa. Tapi tak bisa kita pungkiri, dari yang penulis alami, maupun diskusi dengan teman, urusan kesehatan anak begitu ragam, dari yang sekedar panas, demam, flek, hingga penyakit yang agak berat seperti DB, typus, ataupun masalah klasik yang begitu sering kita alami, yaitu anak yang susah makan ataupun yang masuk kategori pemilih makanan. Untuk urusan kesehatan memang harus kita perhatikan, bahkan sejak dalam kandungan kita harus berusaha mencukupi kebutuhan gizi calon bayi kita, maka jangan remehkan, jangan lupakan konsultasi dengan ahlinya, banyak baca buku, artikel ataupun artikel tentang kesehatan kandungan, tapi harus ingat sumber informasi harus valid, jangan semua informasi, kabar burung, tahayul kita amini saja, kita harus kritis sehingga bisa memilih dan memilah informasi yang bermanfaat saja. Jika dari pengalaman orangtua, teman, baca buku bisa mengatasi masalah kesehatan buah hati kita mengapa tidak kita pakai? Tapi kita harus jeli untuk mengenali gejala, jika memang harus konsultasi ke dokter, ya segera kita lakukan. Selain itu prinsip mencegah lebih baik dari mengobati sebaiknya kita gunakan, sehingga menjaga kondisi buah hati kita usahakan selalu. Bagi anak yang gampang dalam urusan makan, lebih mudah tugas kita dalam menjaga kondisi mereka, dengan senantiasa menyusun menu seimbang, olahraga teratur bisa kita kerjakan, tapi untuk anak susah makan, dan pemilih makanan, perlu kreativitas kita untuk menyajikan menu sehat yang mengundang selera mereka, meski kadang terasa berat, untuk kesehatan buah hati kenapa tidak? Sekarang banyak informasi mengenai menu sehat, seimbang, kita utak-atik sendiri untuk bisa menyusun menu sesuai selera anak kita tanpa mengurangi nilai gizi yang harus mereka dapatkan.
Saat anak memasuki usia sekolah muncul lagi permasalahan, sekolah mana yang cocok untuk anak kita, harus ditimbang dengan seksama. Begitu banyak sekolah, dengan berbagai fasilitas yang ditawarkan, mengapa tak kita ajak anak survei ke bakal calon sekolahnya? Sejak dini kita ajak berdiskusi menentukan keputusan, terutama yang berkaitan langsung dengan mereka, bukankah kelak mereka yang menjalani sekolah? Jika sekolah kita pilih bersama, mereka turut andil dalam memutuskan tentunya kita berharap mereka bisa lebih bertanggung jawab, meskipun kita tak boleh melepas begitu saja, senantiasa kontrol, bekerjasama dengan guru sekolah untuk memantau perkembangan mereka.
Materi pelajaran sekarang ini, menurut penulis dan beberapa teman diskusi rasanya lebih berat dan lebih banyak dibandingkan masa sekolah kita dulu (sekitar 20 tahun lalu), jadi untuk urusan belajar di rumah kita harus peka pada kondisi anak. Jika mereka sudah capek, kalau dipaksa belajar tentu tak baik akibatnya. Kalaupun kita tak mampu lagi mengikuti pelajaran mereka, dengan duduk mendampingi sudah merupakan salah satu bentuk dukungan kita, dan jika memang diperlukan, dengan berbagai pertimbangan(waktu, kondisi, biaya) bisa kita undang guru les untuk membimbing anak kita belajar di rumah.
Sebenarnya anak adalah cermin kita jua, jadi apa mereka sekarang, tentu di luar ketentuan Allah yang di luar kemampuan kita, bisa tengok apa yang telah kita lakukan untuk mereka sejak bayi, jadi sangatlah penting pengetahuan untuk mengenal setiap tahap pertumbuhan buah hati, sehingga kita bisa menjadi orang tua yang smart bagi anak kita. Meskipun tak kuliah di fakultas psikologi kita harus punya dasar-dasar ilmu psikologi anak, yang bisa kita peroleh dengan membaca buku, browsing di internet, sharing dengan sesama orang tua, konsultasi ke psikolog, yang penting kita tetap harus kritis menyaring informasi itu, karena yang lebih mengenal sifat buah hati kita seharusnya adalah kita, jadi tak bisa kita samakan persis dengan anak lain, masing-masing mereka adalah istimewa, perlu perlakuan berbeda untuk masing-masing dari mereka.
Sikap kritis untuk menyaring informasi tidak hanya untuk kita, tapi harus juga kita tanamkan pada anak-anak kita. Dengan berbagai upaya yang telah kita lakukan sejak dini, dengan keimanan yang dimiliki, kemampuan belajar, juga kemampuan untuk bersikap kritis terhadap informasi yang diperoleh.



Artikel Manfaat dan Kekuatan Dongeng pada Psikologi Anak | Universitas Negeri Bangka Belitung Indonesia

Artikel Manfaat dan Kekuatan Dongeng pada Psikologi Anak | Universitas Negeri Bangka Belitung Indonesia